Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rasionalitas Preskriptif

Gambar Ilustrasi

Sejak pertama kali konsepsi rasionalitas dimunculkan, hal yang sangat ditekankan adalah distingsi terhadap aspek moral serta tindak intuitif. Rasionalitas tidak berurusan dengan hal-hal demikian. Keduanya dianggap irrasional karena tidak ada unsur pertimbangan logis dalam tindak intuitif, serta kepemilikan pertimbangan nilai pada moralitas yang tujuan utamanya berupa nilai kebaikan.

Hal tersebut menjadi masalah karena titik perhatian rasionalitas ialah pada tindak mempertimbangkan yang bertendensi pada standarisasi nilai kebenaran melalui penyimpulan logis. Moralitas sangat dimungkinkan untuk tidak mengacu pada pertimbangan yang berdasarkan pada nilai-nilai kebenaran tersebut.

Rasionalitas juga merupakan konsep normatif. Titik perhatian rasionalitas terletak pada penilaian rasional atau irrasionalkah perihal tersebut.

Selain konsepsi normatif, rasionalitas juga merupakan konsep deskriptif yang beracuan pada penggunaan perangkat gramatik dan logika sebagai tolak ukur general. Rasionalitas tidak memiliki satu karakteristik linier. Ia terpisah dalam spesifikasi yang distingtif.

Sampai disini poinnya adalah rasionalitas sebagai aktivitas bernalar yang menekankan pada nilai-nilai kebenaran secara normatif dan deskriptif. Masalahnya kemudian ialah bagaimana menjembatani antara yang normatif dan deskriptif tersebut karena yang normatif itu kontekstual, dalam artian ia tak lepas dari dimensi kebergunaan yang berlaku secara partikular sehingga ia tidak objektif.

Sedangkan disisi lain, konsepsi deskriptif merupakan pembatasan yang dimunculkan atas urgensi pengusahaan pemahaman yang general. Yang normatif rentan untuk jatuh kedalam relativitas subjektif, otomatis ia bertabrakan dengan cita-cita objektivitas terhadap pemahaman general.


Oleh: Melysha (2012).