Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Isolasi Bahan Aktif : Ekstraksi (Pengertian, Metode, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil dan Contoh Ekstraksi dengan pelarut)



PENGERTIAN EKSTRAKSI
  • Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan.
  • Ekstraksi dengan pelarut adalah pemisahan antar bagian dari suatu bahan berdasarkan pada perbedaan sifat melarut dari masing-masing bagian bahan terhadap pelarut yang digunakan
Dengan satu tahap ekstraksi tunggal, yaitu mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut satu kali, umumnya tidak mungkin seluruh ekstrak terlarutkan. Hal ini disebabkan adanya keseimbangan antara eksktrak yang terlarutkan dan ekstrak yang masih tertinggal dalam bahan ekstraksi (hukum distribusi).

Pelarutan lebih lanjut hanya mungkin dengan cara memisahkan larutan ekstrak dari bahan ekstraksi dan mencampurkan bahan ekstraksi tersebut dengan pelarut yang baru. Proses ini harus dilakukan berulang-ulang, hingga derajat ekstraksi yang diharapkan atau konsentrasi ekstrak dalam rafinat yang diizinkan) tercapai.

Pelarut lebih lanjut hanya mungkin dengan cara memisahkan larutan ekstrak dari bahan ekstraksi dan mencampurkan bahan ekstraksi tersebut dengan pelarut yang baru. Proses ini harus dilakukan berulang-ulang.
  1. Berdasarkan wujud bahannya ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu:
  2. Ekstraksi padat cair, digunakan untuk melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya dengan zat padat yang tidak dapat larut.
  3. Ekstraksi cair-cair, digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang saling bercampur, dengan menggunakan pelarut yang dapat melarutkan salah satu zat.
  4. Pelarut organik yang biasa digunakan adalah senyawa hidrokarbon pelarut lemak dan minyak, seperti alkohol dan aseton.
Metode ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu: 
  1. Ekstraksi tunggal yaitu dengan mencampurkan bahan yang akan diekstrak dihubungkan satu kali dengan pelarut. Disini sebagian dari zat yang akan diolah akan larut dalam bahan pelarut sampai tercapai suatu keseimbangan. Metode ekstraksi tunggal mempunyai kekurangan yaitu rendemennya rendah.
  2. Ekstraksi multi tahap, bahan yang akan diekstrak dihubungkan beberapa kali dengan bahan pelarut yang baru dalam jumlah yang sama besar. Setelah melalui beberapa kali pencampuran dan pemisahan maka didapatkan ekstrak dengan rendemen yang lebih tinggi dari pada ekstraksi tunggal. 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Ekstraksi

Ukuran Bahan
Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahan sehingga mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak dan mempercepat waktu ekstraksi.

Suhu Ekstraksi
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi untuk beberapa komoditas dapat menimbulkan kerusakan. Ekstraksi baik dilakukan pada kisaran suhu 30-50 oC.

Suhu Ekstraksi
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi untuk beberapa komoditas dapat menimbulkan kerusakan. Ekstraksi baik dilakukan pada kisaran suhu 30-50 oC

Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan


Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
  • Selektifitas ; Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
  • Kelarutan ; Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
  • Kemampuan untuk tidak saling bercampur ; Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh atau hanya secara terbatas larut dalam bahan ekstraksi.
  • Kerapatan ; Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi.
  • Reaktifitas ; Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
  • Titik didih ; Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat.
  • Kriteria yang lain ; Pelarut sedapat mungkin harus murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak terbakar, tidak eksplosif bila bercampur dengan udara, tidak korosif, tidak menyebabkan terbentuknya emulsi, memiliki viskositas yang rendah dan stabil secara termis.
Contoh Ekstraksi dengan pelarut

Ekstraksi biota merupakan ekstraksi padatan-cairan yang melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
  • Ekstraksi diawali dengan pindahnya pelarut kebagian permukaan solid, pelarut akan melarutkan solut dan membentuk senyawa atau larutan campuran. Larutan campuran tersebut akan bergerak menuju permukaan bahan dan kemudian keluar.
  • Ekstraksi multi tahap adalah menghubungkan bahan yang akan diekstrak dengan bahan pelarut baru beberapa kali dengan jumlah besar.
  • Campuran bahan yang akan diekstrak dengan pelarut dilakukan pengadukan secara intensif dalam suatu instalasi aduk, dengan adanya pengadukan kontak antara pelarut dengan bahan utama lebih lama sehingga daya larutnya lebih besar.
Penyaringan 
  • Hasil ekstraksi umumnya masih mengandung bahan ikutan lain yang terdapat dalam residu.
  • Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan antara filtrat dan residu karena dalam filtrat tersebut komponen yang diinginkan.
    Penyaringan dilakukan dengan menggunakan penyaring vakum untuk mempercepat proses penyaringan dan juga supaya pelarut tidak menguap.
Evaporasi
Filtrat harus diuapkan dengan metode evaporasi untuk mendapatkan ekstrak Penguapan pelarut dalam keadaan vakum menggunakan rotary vacuum evaporator. Pemekatan dilakukan sampai tidak ada pelarut yang menguap, masing-masing perlakuan mempunyai waktu penguapan yang berbeda, tergantung jumlah pelarut yang digunakan. Campuran antara ekstraK dan pelarut dipisahkan dengan cara penyulingan pada titik uap pelarut. Jika dipergunakan heksan maka penyulingan dilakukan pada suhu + 40ºC dan + 65ºC jika digunakan etanol 96%.