Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Aku Yang Banyak Menyampaikan Dan Kamu Hanya Banyak Diam

Diawal memang indah. Tapi lama kelamaan dari cara kita bertemu itu sudah tidak begitu baik, karena ada seseorang yang tersakiti. Inikah karma untuk aku? Ataukah doa dari seseorang? Sebuah hubungan yang selebihnya banyak rasa pahit.

Pahitnya itu karena sebuah perbedaan pola pikir, kebiasaan dan tidak bisa berdiskusi untuk suatu permasalahan dan selalu berujungkan pertengkaran. Banyak kisah manis, namun entah mengapa rasa itu cepat amat beralu begitu saja. Entah mengapa, yang selalu teringat sebuah kejelekan saja.

Ilustrasi pasangan yang tidak bahagia.

Ini rumit, di setiap harinya selalu ada saja suatu hal yang membuat ketidak harmonisan. Mungkin cara komunikasi dalam hubungan ini salah. Aku yang speak up namun aku merasa suatu pengungkapan ku tidak terlalu di dengarkan alias tidak dihargai kasarnya. Dia hanya banyak diam, entah sedang senang atau sedih, bahagia atau luka. Aku tidak pernah mengetahuinya. Karna dia pendiam dan tertutup. Berbeda dengan aku yang selalu terbuka. Agar kita satu sama lain dapat mengetahui isi hati kita, menghargai apa yang kita suka atau tidak suka. Namun jika perasaan ku, aku sampaikan selalu berujung pertengkaran. Aku harus ikut sifatnya, harus bisa belajar sabar. Hingga aku harus bisa diam untuk menahan emosi.

Tuhan. Itu berat, itu bukan bagian dari sifat ku. Aku menyukai suatu hal yang transparan. Bukan diam lalu akan berlalu dan bisa terlupakan. Hal ini akan menyiksaku. Aku akan banyak mengeluarkan air mata jika aku selalu menahan. Entah aku dan dia yang tidak cocok, atau aku atau dia yang memang tidak dapat mengatur jalannya keharmonisan dalam hubungan.

Dia orang yang sangat baik, penyabar dalam menghadapi masalah dan mampu memendam rasa pahit dalam menjalankan hubungan. Sedangkan aku? Aku seorang yang senang menceritakan perasaan yang dirasa agar kita bisa saling menghargai dan tidak bisa memendam masalah.

Mungkin diantara kita yang berbeda adalah: Aku yang banyak menyampaikan dan kamu hanya banyak diam, sehingga aku tidak tau apa mau kamu. Sehingga kita banyak kesalahan untuk menyikapi sebuah pemasalahan.