Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kuasa, Wewenang dan Wibawa Dalam Teori Organisasi

Kuasa, atau "power", adalah kemampuan seseorang atau kelompok orang, untuk memaksakan kehendaknya atas orang lain atau kelompok lain, sekalipun orang lain atau kelompok lain sebenarnya tidak menghendakinya. Jadi, konsep "power", mencakup dua esensi, pertama, bersifat relational dan kedua, mengandung adanya kekuatan (force).

Artinya, kuasa itu tak bermakna jika tak diterapkan. Berbicara tentang kekuasaan selalu berarti berbicara tentang hubungan dua pihak, yaitu "yang berkuasa" dan "yang dikuasai". Inilah yang dimaksud dengan sifat relational.

Kuasa bersifat "coercive" (ko'ersif), bersifat mampu memaksa, mampu melakukan sanksi. Karenanya, "kuasa merupakan kekuatan laten" ("Power is a latent force" Bierstedt, 1970 : 347). Atau "force is a manifest power".


Kekuatan adalah manifestasi dari kuasa. Tapi dalam sosiologi, kekuatan disini bukan kekuatan dalam arti fisik, bukan "strength", tapi kekuatan seperti dalam ilmu fisika, yaitu sesuatu yang dapat merubah gerak mengatasi tahanan (perlawanan).

Kekuasaan berbeda dari wewenang (authority), karena wewenang adalah "kuasa yang dilembagakan". Wewenang adalah kuasa yang diabsahkan secara resmi. Wewenang bersumber dari, atau terletak pada kedudukan dalam struktur organisasi formal. Kuasa dapat terletak dimana-mana, pada orang maupun kelompok orang, resmi maupun tidak resmi, dan bersumber dari kemampuan menerapkan sanksi.

Satu konsep lagi yang sangat dekat hubungannya dengan kedua konsep tersebut adalah apa yang disebut dengan istilah wibawa atau kewibawaan. Dalam bahasa Belanda disebut "gezag". Sayangnya, dalam bahasa Inggris tidak ada padanannya yang pas. Biasanya para ilmuwan menterjemahkan "authority" sebagai "wibawa". Sebenarnya tidak tepat, karena "authority" adalah wewenang yaitu kuasa yang bersumber dari kedudukan. Sedangkan wibawa dapat bersumber dari ciri dan pembawaan pribadi.

Dalam bahasa Inggris ada beberapa istilah yang berdekatan seperti, "competence", "dominance", "prestige", "influence". Semua istilah ini sangat dekal kaitannya dengan apa yang kita maksud dengan "wibawa". Tapi yang jelas cirinya adalah sebagai berikut.

(1) Kuasa, melahirkan kepatuhan "terpaksa" Wewenang, melahirkan kepatuhan "wajib" Wibawa, melahirkan kepatuhan "sukarela".

(2) Kuasa merupakan kekuatan laten (potensial) Wewenang merupakan kuasa yang diresmikan, dilembagakan. Wibawa merupakan pengaruh yang terkait dengan ciri pribadi, prestasi kerja (untuk wibawa individu), dan prestasi kerja, kebijaksanaan, ataupun gaya kepemimpinan (untuk wibawa kelompok).

Demikianlah sekedar beberapa pengertian mengenai beberapa istilah yang sering kita jumpai jika kita membahas masalah organisasi.