Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Trump Memerintahkan Pasukan AS Keluar Dari Suriah Utara Saat Serangan Turki Berlanjut

PlayStikers.id - Di tengah meningkatnya kekacauan di Suriah, Donald Trump telah memerintahkan semua militer AS untuk menghindari konflik berdarah antara Turki dan mantan pejuang Kurdi yang semakin memburuk.


Para pejabat AS mengatakan bahwa mereka sedang mencari beberapa opsi terkait konflik yang sedang terjadi, termasuk untuk menarik sebagian besar pasukannya dalam beberapa hari mendatang. Penarikan pasukan itu bisa memakan waktu sampai dua minggu atau lebih, meskipun begitu, mereka juga berharap kalau penarikan pasukan bisa lebih cepat dari yang diharapkan, kata seorang pejabat.

Dalam pertemuan Esper dengan CBS's Face the Nation dan Fox News Sunday. Esper mengatakan bahwa Tim Keamanan Nasional berencana bertemu dengan Trump untuk membahas perkembangan situasi yang sedang terjadi dan meminta AS terus mendesak Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan untuk menghentikan serangannya.

Saat ditanya, apakah Turki yang merupakan sekutu NATO akan dengan sengaja menyerang pasukan AS di Suriah, Esper mengatakan: "Saya tidak tahu apakah mereka akan menyerang atau tidak."

Esper juga mengatakan bahwa insiden yang terjadi pada hari Jumat, 11 Oktober 2019 di mana sebagian jumlah tentara yang gugur di bawah tembakan artileri di sebuah pos pengamatan di utara adalah contoh serangan yang dilakukan secara membabi buta sehingga mengenai warga Amerika, dan sampai sekarang serangan tersebut masih tidak jelas apakah itu kecelakaan atau tidak.

The Washington Post juga melaporkan bahwa para pejabat AS percaya pasukan Turki tahu bahwa orang-orang Amerika ada di daerah itu.

Brett McGurk, selaku mantan utusan AS untuk koalisi global melawan Negara Islam yang mengundurkan diri atas upaya Trump untuk menarik diri dari Suriah, mengatakan kepada surat kabar itu: “Turki ingin kita keluar dari seluruh wilayah perbatasan hingga kedalaman 30 kilometer. Berdasarkan semua fakta yang ada, ini merupakan serangan peringatan di lokasi yang diketahui, bukan serangan yang tidak disengaja.”

Sebagaimana yang dikatakan Esper kepada Trump pada Sabtu malam di tengah tanda-tanda yang dimulai dengan adanya invasi Turki pada hari Rabu yang semakin berbahaya.

"Dalam 24 jam terakhir, kami mengetahui bahwa mereka kemungkinan berniat untuk memperluas serangan mereka lebih jauh ke selatan bahkan sampai ke barat daripada yang direncanakan sebelumnya" kata Esper.

Pasukan Amerika telah bekerja selama lima tahun dengan kelompok Suriah yang dipimpin langsung oleh Kurdi yang dikenal sebagai Pasukan Demokrat Suriah untuk memerangi Negara Islam. Turki telah lama menentang aliansi AS-Kurdi karena Turki menganggap elemen-elemen dari kekuatan itu sebagai teroris yang terkait dengan pemberontakan di dalam Turki.

AS menjadi percaya bahwa Kurdi berusaha untuk membuat kesepakatan dengan tentara Suriah dan Rusia untuk melawan Turki yang menyerang, kata Esper. Akibatnya, Trump mengarahkan agar semua militer AS di tarik secara sengaja dari Suri Utara.

Pada hari Minggu sore, 12 Oktober 2019 media pemerintah Suriah mengatakan unit dari pasukan Presiden Bashar al-Assad telah bergerak ke utara untuk menghadapi agresi Turki di wilayah Suriah.

Dalam tweet pada hari Minggu, Trump mengatakan: "Pilihan tercerdas adalah untuk tidak terlibat dalam pertempuran sengit di sepanjang perbatasan Turki...Yang lain mungkin ingin masuk dan bertarung untuk satu sisi atau yang lain. Biarkan mereka!"

Esper mengatakan dia tidak akan membahas timeline untuk mundurnya AS, tetapi mengatakan itu akan dilakukan seaman dan secepat mungkin. Dia tidak mengatakan berapa banyak pasukan AS yang akan meninggalkan utara, tetapi mengatakan mereka mewakili sebagian besar pasukan di Suriah.

Pentagon telah mengatakan sebelum operasi Turki dimulai bahwa militer AS tidak akan mendukungnya, dan AS menarik sekitar 30 pasukan operasi khusus dari pos-pos pengamatan di sepanjang rute invasi di perbatasan Suriah.

Esper mengatakan bahwa dia juga mendapat laporan terkait ratusan tahanan ISIS yang melarikan diri akibat invasi Turki dan kekejaman yang dilakukan terhadap Kurdi Suriah oleh anggota milisi Suriah.

Pasukan PBB juga melaporkan bahwa lebih dari 130.000 orang telah mengungsi dari daerah pedesaan di sekitar Tel Abyad dan Ras al Ain sebagai akibat dari pertempuran.

Esper juga mengatakan tidak mungkin pasukan AS bisa menghentikan Turki yang mengumpulkan sekitar 15.000 pasukan di perbatasan Suriah yang didukung oleh kekuatan udara.

“Kami tidak mendaftar untuk melawan Turki, sekutu NATO yang sudah lama berdiri, atas nama Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi. Ini adalah situasi yang mengerikan, ”katanya.