Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Besarnya Anggaran Kementrian Pertahanan Demi Alutsista TNI Membuat Dunia Geger


Program jilid ke dua modernisasi militer Indonesia akan berakhir tahun ini, selama berlangsungnya serial yang lebih dikenal dengan istilah MEF (Minimum Essential Force) sudah banyak berdatangan berbagai jenis alutsista TNI, termasuk pembentukan batalion-batalion baru, pangkalan militer baru dan intensitas latihan gabungan TNI skala besar. Artinya, program perkuatan tantara kita sudah, sedang dan akan terus berlanjut sampai target MEF tercapai tahun 2024.

Februari yang lalu sudah di teken kontrak pembelian 11 jet tempur jenis Sukhoi SU 35, belakangan baru di ketahui bahwa tekanan untuk menghambat dan membatalkan kontrak yang prosesnya berlangsung 2 tahun sangat besar, karena ternyata bahwa Amerika Serikat berupaya keras untuk membatalkan kontrak itu.

Oleh sebab itu, menu daftar belanja alutsista lanjutan sangat mungkin kita akan membeli jet tempur F-16 Viper punya Amerika Serikat. Kita sudah familiar dengan jet tempur jenis ini, bahkan sudah memakainya sejak tahun 1989. Apalagi kita sudah menerima 24 jet tempur F-16, sehingga ini menjadi basis argumen yang terkuat membeli lagi alutsista produk Amerika Serikat F-16 Features, karena kita akan membentuk tiga skadron tempur baru.

Daftar belanja yang lain adalah pengadaan 5 unit radar, jika ini sudah di penuhi maka program selanjutnya adalah menganti radar-radar sepu dengan radar berteknologi digital. Radar adalah mata telinga NKRI untuk memantau pergerakan pesawat asing yang masuk wilayah teritori kita.

Redikasi daftar belanja alutsista yang lain adalah pengadaan Tank Amfibi BMP-3F untuk marinir, pengadaan kapal perang jenis Fegat, kapal perang jenis KCR (Kapal Cepat Rudal), jenis KPC (Kapal Patroli Cepat), jenis LST (Landing Ship Tank), jenis LPD (Landing Platform Dock), jenis BCM (Bantu Cair Minyak) dan termasuk juga kapal perang jenis penyapu ranjau. Sembari menunggu kedatangan kapal selam ke dua dan ke tiga yang saat ini sedang dibuat Korea Selatan dan PT. PAL Indonesia, sangat memungkinkan ada penambahan minimal dua kapal selam lagi.

Kapal perang jenis KCR dan KPC akan di tambah sebanyak mungkin. Keduanya sudah bisa dibuat di galangan kapal kita. Kapal jenis ini akan jadi ujung tombak patroli laut dan mengisi secara permanen di langtamal yang tersebar di penjuru tanah air.

Yang lejas order alutsista yang di pesan menjelang akhir pemerintah pada tahun 2019 akan berdatangan pada MEF jilid 3 periode tahun 2020 sampai tahun 2024, jawabanya sudah terang benderang, kita butuh tiga skadron tempur baru, kita butuh kapal perang jenis Fregat Korvet KCR dan KPC. Kita masih akan memperbanyak jumlah kapal selam sampai 8 unit. Kita akan memproduksi Tank Kaplan, melanjutkan produksi Panser Anoa Badak.

Maka pada hari mendatang akan banyak berita soal kontrak pengadaan alutsista, tentu ini akan mengembirakan kita semua. Tetapi lebih dari itu jika penggunaan anggaran Kementrian Pertahanan yang menjadi anggaran terbesar dalam APBN dapat di pergunakan sesuai peruntukannya, akan lebih mengembirakan lagi bagi anak negri pecinta kedaulatan NKRI.

Sektor pertahanan negara tetap menjadi prioritas dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2020, ini tercermin dari anggaran Kementrian Pertahanan yang mencapai 127,4 triliun. Angaran tersebut menjadi angaran terbesar di bandingkan Kementrian Lembaga lainnya.
Admin-PlayStikers
Admin-PlayStikers Sebuah situs Berbagi Informasi yang menyajikan bermacam artikel informasi.