Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Morfologi Ikan : Mengenal Bentuk Tubuh dan Bagian Luar Ikan

Morfologi Ikan : Mengenal Bentuk Tubuh dan Bagian Luar Ikan - Bentuk tubuh ikan beradaptasi dengan cara, tingkah laku, dan kebiasaan hidup di dalam suatu habitat hidup ikan. Dengan kata lain, habitat atau lingkungan dimana ikan itu hidup akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh; sedangkan cara bergerak maupun tingkah lakunya akan berbeda dari satu habitat ke habitat lainnya. Ikan akan menyesuaikan diri terhadap faktor-faktor fisika, kimia, biologis dari habitat ikan yang bersangkutan, misalnya kedalaman air, suhu air, arus air, pH, salinitas, dan makhluk-makhluk lainnya seperti plankton, jasad-jasad renik, benthos, dan sebagainya (Saanin H, 1968).

SISIK

Menurut Huisman (1992), Sisik sering distilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat di dalam lapisan dermis. Disamping ikan yang bersisik, juga terdapat ikan yang sama sekali tidak bersisik misalnya ikan yang termasuk dalam sub-ordo Siluroidea. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu placoid, cosmoid, ganoid, cycloid, ctenoid.


Menurut Fujaya (2004), sisik merupakan salah satu bagian dari ikan di dalam lapisan dermis. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung sisik dapat dlibedakan menjadi lima, yaitu:

Placoid
Sisik placoid berbentuk seperti duri bunga mawar (duri halus) dan dasarnya membulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol keluar dari epidermis berbentuk seperti duri. Susunannya hampir sama seperti gigi manusia. Sisik jenis ini hanya terdapat pada ikan bertulang rawan.

Cosmoid
Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yang berturut-turut dari luar yaitu vitrodentine, cosmine, dan isopedine. Pertumbuhannya hanya pada bagian bawah. Sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup. Sisik jenis ini hanya terdapat pada ikan-ikan primitif dan fosil.

Ganoid
Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan, yaitu ganoine, cosmine dan isopedine. Lapisan terluar dinamakan ganoine materialnya terdiri dari garam-garam anorganik. Di bawahnya terdapat lapisan seperti cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine.

Cycloid
Disebut juga sisik lingkaran, yaitu sisik yang mempunyai bentuk bulat, tipis transparan, mempunyai lingkaran pada bagian belakang dan bergerigi. Sisik ini kepipihannya Sudah tereduksi menjadi sangat tipis fleksibel, transparan, dan tidak mengandung dentine ataupun enamel. Pertumbuhan sisik terjadi pada bagian atas maupun bawah. Sisik ini terdapat pada ikan Teleostei.

Ctenoid
Sisik ini pada dasarnya sama dengan sisik cycloid, kecuali pada bagian posterior sisik ini dilengkapi dengan ctenii (semasam gerigi kecil). Fokus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik. Sisik ctenoid disebut juga sisik sisir, yaitu sisik yang mempunyai bentuk agak persegi.

WARNA

Ikan mempunyai warna tubuh yang sederhana dan dapat dilihat dari habitatnya. Warna ikan disebabkan oleh schemachrome dan biochrome. Sel khusus yang memberikan ikan warna ada dua macam yaitu Iridocyte dan chromatophore (Sugiri, 1992).

TIPE SIRIP IKAN

Menurut Ridwan (1992), tipe sirip pada ikan ada dua yaitu:
  • Sirip tungal, terdiri dari sirip punggung (dorsalis), sirip ekor (caudalis), dan sirip dubur (analis).
  • Sirip berpasangan, terodiri dari sirip perut (ventralis) dan sirip dada (pectoralis).

BENTUK TUBUH

Menurut Nontji (1993), secara umum bentuk tubulh ikan dapat dibedakan menjadi:
  1. Fusiform (torpedo), bentuk tubul ramping, potongan melintang, berbentuk elips, ekornya sempit. Ikan ini berenang ccpat dan hidup di perairan terbuka. Contohnya ikan tuna, ikan selar, dan ikan kembung.
  2. Compressed (pipih), tubuhnya pipih secarna lateral dan pipih secara dorsoventral. Berenang dengan kecepatan konstan, lambat pada kondisi biasa tetapi bila ada bahaya mampu berenang dengan cepat. Contohnya famili Cyprinidae misalnya ikan mas (Cyprinus carpio).
  3. Dipressed (pipih secara lateral), hidup di dasar perairan, contohnya ikan Pari Elang (Aeobatis nurinari).
  4. Anguliform (seperti ular), bentuk tubuh sangat panjang dan penampang lintang membundar. Contohnya belut (Monoptrus albus) dan sidat (Anguilla anguilla).
  5. Filiform (seperti benang), terdapat pada fammili Nemichtyuae. Bentuk tubuh panjang seperti benang dan sangat tipis.
  6. Globiform (bentuk bola), bentuk bola akan tampak ketika ikan dalam keadan bahaya karena ikan akan mengembangkan tubuhnya semaksimal mungkin. Contohnya famili Tetraodontidae.
  7. Taeniform (seperti pita), terdapat pada famili Trachypterydae dan Trichiuridae.
  8. Sagitiform (bentuk pipih), contohnya pada ikan pike dari famili Esociadae dan famili Lepisostidae. Bentuk tubuh ikan memanjang. sirip tunggalnya terletak Jauh di belakang dekat sirip ekor.
  9. Bentuk kombinasi, contohnya pada famili Claridae dan Pengasiudae. Mempunyai kepala yang picak. balan yang membundar dan lonjong serta bagian ekor yang pipih.

BENTUK EKOR

Menurut Hadiwiyoto (1993), pada garis besarnya bentuk ekor ikan ada enam, yaitu:
  1. Rounded bentuk seperti hurur D (membulat)
  2. Truncate, bentuk dentan lekukan agak datar
  3. Emerginate, bentuk dengan lekukan agak ke dalam
  4. Lunate, bentuk seperti bulan sabit, tipe ekor ikan perenang cepat.
  5. Forked, bentuk dengan lekukan yang dalam dan tajam.
  6. Cambuk, bentuk seperti cambuk.

TIPE MULUT

Menurut Huisman (1992), mulut ikan dibagi menjadi empat tipe yaitu:
  1. Terminal, yaitu mulut ikan terletak di ujung kepala ikan.
  2. Sub terminal, yaitu mulut ikan terletak di dekat ujung kepala ikan.
  3. Superior, yaitu mulut ikan terletak di bagian atas kepala.
  4. Inferior, yaitu mulut ikan terletak di bagian bawah kepala.

LETAK SIRIP PERUT TERHADAP DADA

Menurut Afrianto (1996), berdasarkan letak sirip perut terhadap sirip dada terdapat empat tipe antara lain:
  1. Abdominal, letak sirip perut di belaka.
  2. Yugular, letak sirip perut di depan sirip dada.
  3. Toracic, letak sirip perut di bawah sirip dada.
  4. Subabdominal, letak sirip perut sedikit di belakang sirip dada.

TULANG TAMBAHAN TUTUP INSANG

Menunut Ridwan (1992), tulang tambahan tutup insang pada ikan ada empat jenis, tetapi tidak semua jenis ikan mempunyai tulang tambahan pada tutup insang. Tulang ini hanya terdapat pada beberpa jenis ikan saja. Keempat tulang tambahan tutup insang itu adalah operculum, preoperculum, sub operculum, dan inter operculum.