Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metabolit Sekunder (Pengertian, Struktur, Fungsi dan Manfaat)


Metabolit Sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan atau disintesa pada sel dan group taksonomi tertentu pada tingkat pertumbuhan atau stress tertentu. Senyawa ini diproduksi hanya dalam jumlah sedikit tidak terus-menerus untuk mempertahankan diri dari habitatnya dan tidak berperan penting dalam proses metabolisme utama (primer). Menurut Amalia (2012), pada tanaman, senyawa metabolit sekunder memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai atraktan (menarik serangga penyerbuk), melindungi dari stress lingkungan, pelindung dari serangan hama/penyakit (phytoaleksin), pelindung terhadap sinar ultra violet, sebagai zat pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman lain (alelopati).

Faktor yang mempengaruhi produksi metabolit sekunder
  1. Formulasi/komposisi media kultur.
  2. Faktor fisik (suhu, cahaya, kelembaban).
  3. Faktor genetik (genotipa sel).
  4. Faktor Stress lingkungan (logam berat, elicitor, dan sinar UV) (Simbala, 2009).

Metabolit sekunder merupakan senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan disintesis dalam jumlah sedikit untuk mempertahankan diri dari perubahan lingkungan sekitar. Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:
  1. Terpenoid mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat. Contoh dari terpenoid yaitu monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.
  2. Fenolik, senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya. Contohnya asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
  3. Kelompok metabolit sekunder yang lain yaitu senyawa yang mengandung nitrogen. Contoh dari kelompok yang mengandung nitrogen adalah alkaloid dan glukosinolat. Alkaloid dapat diketahui secara langsung dari tanaman karena memberikan rasa pahit di lidah. Senyawa ini dapat beracun bagi mahluk hidup namun dalam kondisi tertentu bermanfaat dalam pengobatan (Yuhernita, 2011).

Struktur Metabolit Sekunder

Struktur penghasil metabolit sekunder terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Jaringan Rekresi adalah jaringan yang mengeluarkan senyawa yang belum melewati proses metabolisme. Jaringan ini terdiri dari hidatoda dan kelenjar garam. Hidatoda merupakan struktur yang mengeluarkan air dari mesofil ke permukaan daun. Sedangkan kelenjar garam berfungsi untuk mengeluarkan garam yang terserap.

2. Jaringan Ekskresi merupakan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh. Jaringan ini terdiri dari:
  • Rambut kelenjar dan kelenjar. Terdapat pada bagian trikoma. Fungsi rambut kelenjar adalah menyaring zat-zat ekskresi misalnya minyak atsiri dan mengatur pengeluaran ekskresi lewat plasma sedangkan kelenjar berfungsi untuk penghasil lendir.
  • Kelenjar madu. Umunya terdapat pada bagian bunga, merupakan kelenjar di bagian pangkal. Bentuknya berupa tonjolan yang terdiri dari banyak sel diatasnya memiliki plasma yang kental.
  • Osmofora adalah kelenjar yang menghasilkan minyak menguap pada bagian-bagian bunga. 
3. Jaringan Sekresi (Kelenjar Internal)
Pada tumbuhan terdapat struktur sekresi khusus yang berupa sel atau sekelompok sel mensekresikan senyawa-senyawa tertentu yang tidak dikeluarkan dari tubuh. Berdasarkan tempat penyimpanan materi yang akan disekresikan, sel penghasil metabolit sekunder terdiri dari 2 macam, yaitu:

a) Sekresi intraseluler. Sekresi yang menyekresikan materinya di dalam sel. Salah satu contohnya yaitu Idioblas sel. Idioblas sel merupakan sel yang terspesialisasi untuk menyimpan senyawa metabolit. Sel idioblas sedikit berbeda dibandingkan dengan sel-sel di sekitarnya, tersusun tunggal atau dalam barisan yang panjang misalnya latisifer, litosis pada ficus. Idioblas dapat mengandung resin, tannin, lendir, kristal, minyak dan lain-lain.

b) Sekresi ekstraseluler. Sekresi ekstraseluler adalah materi disekresikan ke luar sel. Struktur sekresi ekstraseluler dapat terbentuk secara schizogenous atau lysigenous. Kantung sekresi yang terbentuk secara lisigen tidak akan memiliki sel epitel sebagai pembatasnya, karena kantung/saluran terbentuk secara lisis (Kimeni, 2012). Sekresi extraseluler dibagi menjadi dua yaitu Sekresi endogen apabila akumulasi materi untuk sekresi terjadi di ruang antar sel dan Sekresi eksogen apabila materi disekresikan keluar dari tumbuhan dan terjadi dalam berbagai struktur sekretori epidermal (Harborne, 1987).


Fungsi dan Manfaat Metabolit Sekunder

Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal.

Manfaat metabolisme sekunder adalah sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain disekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti quinon, flavonoid, tannin, dan lain-lain) yang membuat tanaman lain tidak tumbuh di sekitarnya. Hal ini disebut alelopati.

Berbagai senyawa metabolit sekunder telah digunakan sebagai obat atau model pembuat obat baru, contonya adalah aspirin yang dibuat berdasarkan asam salisilat yang secara alami terdapat pada tumbuhan tertentu. Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida, contohnya adalah rotenone dan rotenoid. Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi sabun, parfum, minyak herbal, pewarna, permen karet dan plastic alami adalah resin, antosianin, tannin, saponin, dan minyak volatile.