Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Konstelasi Politik 2020

Foto: Didink Mahyun
Tak lama lagi Konstelasi Politik atau pesta Demokrasi akan digelar di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Dari pemilihan Gubernur, Walikota, Bupati maupun kepala Desa akan digelar pada tahun 2020 mendatang. Perbincangan untuk dukung mendukung juga calon mencalonkan sudah mulai terdengar di kalangan petinggi partai politik, pengamat politik maupun masyarakat yang antusias menunggu pagelaran 5 tahun sekali ini.

Para elite Politik mulai mempersiapkan strategi jitu untuk menghadapi kontes 5 Tahunan ini, target dari strategi itu sendiri adalah Masyarakat yang memiliki hak suara dalam pemilihan nanti. Strategi seperti apa yang akan dimainkan nanti kita tunggu saja yang pasti permainannya masih sama dengan sebelum-sebelumnya yaitu masyarakat akan disuguhkan dengan ucapan-ucapan dari para elite politik semisal sekolah gratis, kesehatan gratis, beasiswa, dan masih banyak lagi yang entah akan dipenuhi atau hanya menjadi pemanis dalam orasi politik (Kampanye).

Khususnya di Wilayah Sulawesi Utara dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota maupun Bupati dan Wakil Bupati sudah mulai muncul beberapa nama dari berbagai latar belakang dan Partai yang berbeda-beda untuk mewarnai pemilihan 2020 nanti, ada yang dengan latar belakang pengusaha, politisi, birokrat dan masih banyak lagi. Untuk para calon yang nantinya akan ditetapkan lewat prosedur yang ada mereka adalah putra/putri terbaik Sulawesi Utara pada umumnya yang nantinya akan memimpin Sulawesi Utara dan beberapa Kabupaten/Kota yang tergabung dalam pesta Demokrasi tahun 2020 nanti.

Mengingat Demokrasi kita adalah setiap masyarakat memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan, maka biarkan rakyat memilih dan memilah siapa yang pantas menjadi pemimpin ke depan. Jika para elite politik membutuhkan masyarakat dalam memberikan dukungan bagi mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka sudah kewajiban bagi para elite politik juga untuk memberikan apa yang seharusnya dibutuhkan oleh masyarakat.

Jangan hanya datang kepada rakyat ketika butuh dan tak menghiraukan rakyat ketika sudah mendapatkan apa yang di butuh kan. Jangan jadikan pesta Demokrasi ini sebagai alat untuk memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat karena kepentingan pribadi. Namun, mari jadikan pesta Demokrasi ini sebagai ajang di mana rakyat mendapatkan kebebasan untuk menentukan pilihannya.

Berikan pendidikan bagi masyarakat untuk menggunakan hak pilih mereka sebagai mana mestinya, hindarkan permainan politik yang kotor dengan membeli/membayar suara rakyat (Money Politik). Sebab terkadang suara rakyat selalu dibeli/dibayar oleh para elite politik dan ini sudah menjadi rahasia umum. Maka mari kita tunjukan bahwa Demokrasi di Sulawesi Utara bersih dari yang namanya Money Politik dan memberikan pemahaman yang seharusnya dalam penggunaan hak pilih masyarakat.



Penulis: Didink Mahyun (Ketua Umum HMI MPO Cabang Manado periode 2019-2020)