Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Diameter Cinta

Foto: Maghfira Anggraini Les, Amd. Keb & Gifarid A. Lauma, SKM

Aku mengenalmu dalam waktu yang tak singkat, pada awal aku melihatmu tak ada yang spesial di hari itu. Yang ada hanya rasa penasaran terhadap objek yang sedang kupandangi, objeknya bukan pemandangan yang indah atau gedung yang megah melainkan seseorang yang tepat berdiri di hadapanku. Rasa penasaran semakin besar, tatkala aku mendengar suara indah yang keluar dari bibir indahmu ketika kau berbicara dengan sahabatmu.

Dari kejauhan aku memandangi senyum yang merias indah di bibirmu, dengan tatapan sedikit bertanya dalam hati siapa dia (wanita) itu?? Aku coba mendekati dan mengulurkan tangan untuk berkenalan denganmu. Tak lama kemudian kau pun mengulurkan tangan dan menyebut namamu, penasaranku sedikit hilang karena aku telah berkenalan dan mengetahui siapa namamu.

Sejak pertemuan dan perkenalan itu aku merasakan sesuatu tumbuh dalam hatiku. Kembali aku bertanya apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?? Seiring berjalannya waktu aku mencoba mendekatimu. Hasilnya tidak sia-sia, ternyata kau juga ingin mengenalku lebih jauh. Kita sering jalan, makan, bersenda gurau bersama hingga tibalah saat di mana aku tak dapat menahan gejolak hati tentang apa yang ia rasakan.

Dengan ketakutan aku memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa itu. Dengan senyuman seperti awal kita bertemu kau menjawab bahwa kau pula memiliki rasa yang sama dengan rasaku, sederhananya kau dan aku saling mencintai. Kita menjalin kisah cinta yang sangat indah dengan harapan bisa terus bersama meski badai datang menghantam kisah cinta kita.

Namanya cinta tak selamanya akan indah, ada saat di mana suatu ketika kita berdua sedang berada ditengah-tengah kebahagiaan tiba-tiba badai menghancurkan kebahagiaan itu dan kisah cinta kita sempat berakhir. Namun, aku percaya bahwa cinta yang didasari dengan niat yang tulus bagaikan Diameter lingkaran, bukan pada persoalan hasilnya melainkan perjalanan dari titik awal dan titik akhir akan kembali bertemu dalam janji suci (Pernikahan).

Kini bukan lagi persoalan menjalani kisah cinta melainkan membangun komitmen dengan tujuan dan langkah yang pasti demi kebahagiaan yang tak hanya dinikmati berdua atau dirasakan didunia melainkan kebahagiaan untuk masa depan dan di akhirat nanti. Niatku tak hanya berakhir dengan kata pisah melainkan dengan kata Sah di hadapan keluarga juga di hadapan sang pemilik kebahagiaan.


Penulis: Didink Mahyun