Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perang Intelektual Mudah

Foto: Didink Mahyun
Sudah menjadi rahasia umum dimana sebagian bahkan seluruh pemikir dunia pasti pernah berperang. Perang yang dilakukan bukanlah perang jiwa dan raga melainkan perang pemikiran (intelektual).

Seorang pemikir pasti punya argumentasi yang menurut ia benar dengan pembuktiannya sendiri. Namun bagi pemikir yang lain itu belum tentu benar sebab mereka juga punya perbandingan pemikiran yang juga di buktikan sendiri.

Selepas dari perang intelektual dari para pemikir itu, banyak dari kita yang dengan senangnya menggunakan pemikiran-pemikiran mereka tanpa melihat latar belakang yang mendasari pemikiran itu muncul.

Dengan kata lain, banyak dari kita mengonsumsi pemikiran yang tak karuan dan bisa saja bukan menambah pengetahuan melainkan mengacawkan pengetahuan kita.

Mengutip perkataan salah seorang pemikir "Aku tau maka aku tidak akan pernah tau," dari segi pengetahuan dengan mempelajari setiap ilmu yang ada maka kita akang menetahui sesuatu dari ilmu-ilmu yang kita pelajari itu. 

Namun semakin banyak kita mencari tahu akan semakin banyak pula kebingungan yang kita akan temukan.

Hari ini, banyak intelektual mudah yang denga gagah berani, penuh kepercayaan diri, hadir untuk memperlihatkan kemampuan mereka dalam hal pemikiran.

Tapi sayang para intelektual mudah ini bukan saling memperkuat pemikiran satu sama lain, namun mereka berkeinginan untuk diakui bahwa satu di antara mereka adalah yang paling hebat sehingga menimbulkan perang pemikiran yang tak berkesudahan.

Sampai kapan ini akan terjadi? Siapa yang mampu merubah hal ini? Bagaimana cara merubahnya?

Pertanyaan-pertanyaan itu harus dijawab oleh intelektual mudah yang hari ini mengaku para pemikir hasil dari mempelajari pemikiran-pemikiran sebelumnya. 

Seharusnya para intelektual mudah hari ini adalah penikmat sejarah yang telah ditorehkan sebelumnya, bukan malah menimbulkan kembali sejarah kelam yang tak perlu terulang lagi saat ini.


Penulis: Didink Mahyun