Susan dan Salmon
Wajahnya selalu memancarkan cahaya
Seperti pantulan tembok berwarna Salmon
Kesendirian pun tak mampu meredupkannya
Walau selalu menghiasi hari-harinya
Tembok berwarna salmon
Jadi saksi ratapan susan
Melewati hari-hari penantian
Menanti ujung harapan
Susan..
Dia selalu menantimu
Ditemani segelas kopi, menanti kehadiranmu.
Pahitnya Kopi tidak sepahit penantian
Harumnya aroma parfum selalu jadi pengobat kejenuhan
Selalu menanti..
Sampai kau mengerti akan pahitnya cinta sepahit kopi, namun harum seperti parfum dan cerah secerah warna salmon.
Susan..
tahukah kau?
Kopi, Parfum, Pewarna Salmon, terasa perih jika terpancar di mata?
Tempatkanlah Kopi di lidah, Parfum di hidung dan pewarna salmon di tembok
Agar semua akan indah pada tempatnya
Seperti firman Tuhan, semua kan indah pada waktunya.
Penulis: ACi_234