Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perjuangan Tanpa Pergerakan ; Apa Gunanya Kawan?

FotoZulkifli Otoluwa
Sungguh kasihan dan menjedihkan kawan. Sebab engkaulah salah satu "orang Indonesia yang ke-Indonesia-an".

Engkau memperjuangkan Indonesia, tapi tidak di dengar oleh penguasa. Engkau memperjuangkan Indonesia, tapi tidak direspon oleh Pemerintah. Engkau memperjuangkan Indonesia, tapi hanya dalam "beranda". Apa gunanya yang seperti ini kawan? Apa kawan?

Susah paya engkau berteriak kata perjuangan, tapi teriakan mu tidak akan membuat penguasa berhenti tersenyum. Teriakan mu tidak akan merubah senyum mereka menjadi rasa bersalah. Teriakan mu tidak akan merubah senyum mereka menjadi kesedihan mereka. Tidak kawan, tidak.

Sadarlah kawan, bahwa teriakanmu hanya terbatas dalam "beranda". Sebab yang masuk kolom komentarmu pun hanyalah orang-orang sepertimu. Mereka hadir dalam kolom komentarmu dengan kata "setuju", lalu pergi menghilang entah kemana. Apa gunanya kawan? Apa?

Susah paya engkau berteriak dalam beranda. Tapi engkau lupa, bahwa teriakan mu tidak akan muncul dalam beranda penguasa. Engkau lupa, bahwa akun mu belum berteman dengan sang peguasa. Apa gunanya teriakan dalam beranda mu itu kawan? Apa gunanya? Apa kawan? Apa?

Hey kawan, jawablah pertanyaanku. Aku sedang bertanya kawan. Jangan engkau diam. Engkaukan seorang pejuang masa kini, jadi bicaralah dan jawab pertanyaanku kawan.

Jujur saja kawan, melihat mu sedang berteriak dalam beranda, aku jadi ingat dengan Peribahasa Jepang yang diucapkan seniorku, katanya; "Visi tanpa aksi adalah mimpi di siang bolong. Aksi tanpa visi adalah mimpi buruk di malam hari". Menggingat peribahasa tersebut, maka engkau pantas tergolong dalam "Perjuangan Tanpa Pergerakan". Sunguh, engkau sangat menyedihkan kawan.


Penulis: Zulkifli Otoluwa