Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puisi: Demi Waktu


Roda waktu dari dulu selalu berputar
memberi isyarat bahwa setiap detik keriput kulit akan memudar
bila tak mau sadar dan tak mau mencari bekal maka hidup akan sasar
lantas akan menyesal saat datang undangan AJAL.

demi matahari yang setiap hari terbit,
demi siang dan malam yang setia silih berganti
demi detik yang putarannya tak pernah mundur
dan demi tuhan yang kuasa menghentikan waktu
hidup ini seakan percuma, jika dilewati dengan banyak hal yang sia-sia

Andaikan kita tau!!!
Bahwa kesia-siaan adalah sampah usiamu,mungkin setiap detik tak berguna.
Dilewati dengan kesadaran bahwa betapa pentingnya sang waktu.
Dunia ini berputar sejalan dan sejajar tidak mundur dan takan kembali oleh karena itu,
sikap sadar agar nanti tidak menyesal perlu kita renungkan setiap hari
tak ada manusia yang mau menyesal.

Namun kebanyakan prilaku mereka terhadap waktu memberikan penyesalan hati,
pikiran dan tenaga harus selalu mengepal, agar bisa melewati waktu dengan
semangat dan penuh harapan.
Oleh karena itu, songsonglah dan rencanakanlah waktu di masa depan seperti membuka jendela kemudian menghirup udara segar dan melihat kehidupan bebas diluar sana.
Namun untuk mendapatkan semua, harus mau bergelut bersama waktu guna mencapai yang dimau, karena disana kebahagiaan telah menunggu.

Wahai insan yang mudah jenuh..
Kepalkan tanganmu dan pergunakan waktu dgn sungguh-sungguh,
wahai insan yang mudah bosan,
luangkan waktumu untuk melakukan tindakan yang membanggakan
niscaya kau mampu terhindar dari vonis waktu yang membunuh dan mematahkan harapan.

Sungguh sang waktu itu kejam, benar-benar dia itu kejam!
Sekali dia benci kepada kelalaianmu maka seumur hidup kau tersiksa karenanya.
Sesungguhnya dalam hidup terhadap waktu tidak ada yang paling menghinakan diri sendiri selain menyesal karena kelalaian dimasa lalu dan menyesal karena tidak bisa bersahabat dengan waktu.