Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Inilah Keutamaan Dari Sholat Sunnah yang Sesungguhnya

Menurut kitab-kitab hadis, shalat "nawafil" [sunnah] (kata jamak dari "nafilah") sangatlah dianjurkan. Diriwayatkan bahwasanya kedudukan shalat "nafilah" merupakan pelengkap shalat-shalat wajib.

Rasulullah saw bersabda, "Allah Swt berfirman, 'Tiada yang lebih Aku sukai dari hamba-Ku yang mengerjakan apa yang telah Aku wajibkan baginya, kemudian untuk mendapatkan cinta-Ku ia kerjakan shalat "nawafil" [sunnah]. Apabila Aku mengabulkannya maka Aku menjadi pendengarannya yang melaluinya ia mendengar, menjadi penglihatannya yang melaluinya ia melihat, menjadi lisannya yang melaluinya ia berbicara, menjadi tangannya yang melaluinya ia memegang dan menjadi kakinya yang melaluinya ia berjalan. Jika ia berdoa, Aku kabulkan. Jika meminta sesuatu, aku beri. Aku tidak bimbang sedikitpun seperti kebimbangan-Ku menyabut nyawa seorang mukmin. Ia tidak suka mati, sedangkan Aku pun tidak suka melihatnya dalam keadaan tidak bahagia.'" (Al-Bihar, jilid 84, hal.31).
[hal.312,318].


Rasulullah saw bersabda, "Shalat malam [tahajjud] adalah perantara untuk meraih keridhaan Allah dan cinta malaikat; Ia merupakan sunnah para nabi, cahaya makrifat dan akar iman. Ia menyehatkan badan dan menjadikan setan benci. Ia senjata untuk melawan para musuh, mengabulkan doa dan amal. Ia memperluas rezeki dan sebagai tirai antara dia dan malaikat maut. Ia menerangi alam kubur. Ia permadani yang terhampar di bawahnya. Ia penjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir; penghibur dan peziarah kuburnya sampai hari kiamat."

"Jika datang hari kiamat, shalat itu menjadi pelindungnya, sebagai mahkota di atas kepalanya, sebagai pakaian badannya, cahaya yang menerangi dirinya, pemisah antara ia dan api neraka serta menjadi hujjah [bukti] orang mukmin di hadapan Allah Swt. Shalat memberatkan timbangannya, mempermudah melintasi "sirath" dan sebagai KUNCI SURGA. Sebab shalat mengandung pengakuan kebesaran Allah ("takbir"), pujian ("tahmid"), penyucian ("tasbih"), pemuliaan ("tajmid"), pengudusan ("taqdis") serta pengagungan ("ta'zhim"). Bacaan zikir dan doa, shalat pada waktunya adalah amal ibadah yang paling utama dari seluruh amal." (Al-Bihar, jilid 87, hal.161). [hal.314,318].

Imam Abu Al-Hasan [Ali bin Abi Thalib] berkata, "Shalat "nawafil" [sunnah] menyebabkan seorang mukmin dekat kepada Allah." (Al-Bihar, jilid 79, hal.36). [hal.312, 318].

Imam [Ja'far] Ash-Shadiq berkata : "...Kita dianjurkan menunaikan shalat "nawafil" [sunnah] agar kekurangan dalam shalat fardlu [wajib] tertutupi." (Al-Bihar, jilid 84, hal.28). [hal.312,318].

Imam Ali Zainal Abidin berkata, "... Allah akan menyempurnakan shalat kalian dengan shalat sunnah." (Al-Bihar, jilid 84, hal.265). [hal.300,317].

Shalat-shalat sunnah banyak macamnya. Secara garis besar ada dua, yaitu shalat "nawafil" (yang mengiringi shalat wajib harian, atau dikenal pula dengan shalat sunat rawatib) dan semua shalat sunah lainnya.

Shalat sunnah harian ada tiga puluh empat rakaat, yakni : (1).Delapan rakaat sebelum shalat zhuhur; (2).Delapan rakaat sebelum shalat ashar. (3).Empat rakaat sesudah shalat magrib. (4).Dua rakaat sesudah shalat 'isya. (5).Dua rakaat sebelum subuh. (6).Sebelas rakaat di tengah malam (shalat tahajjud).

{Referensi : (Ayatullah) Ibrahim Amini, Risalah Tasawuf : "Kitab Suci" Para Pesuluk, Jakarta : Islamic Center Jakarta (Al-Huda), 2002, tebal buku 384 halaman. Judul asli : "Khud Sazi : Tazkiyeh wa Tahdzib-e Nafs" (bahasa Parsi). ISBN : 979-97120-1-7}.