Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gas Air Mata: Sejarah, Kandungan dan Cara Menghadapinya

Gas air mata adalah senjata kimia yang menyebabkan sakit mata, iritasi kulit dan masalah pernapasan. Bahan kimia di dalamnya merangsang saraf kelenjar lakrimal untuk menghasilkan air mata. Oleh karena itu, gas air mata disebut juga sebagai lachrymator.

Gas ini terdiri dari senyawa padat aerosol atau senyawa cair yang diuapkan seperti bromoacetone dan xylyl bromide. Gas ini bekerja dengan mengiritasi selaput lendir di mata, hidung, mulut dan paru-paru. Efek yang terjadi, kita akan menangis, bersin, batuk, sulit bernapas, sakit pada mata dan mengalami kebutaan sementara.



Sejarah Singkat Gas Air Mata

Gas air mata pertama kali digunakan oleh tentara Prancis saat berhadapan dengan tentara Jerman dalam perang “Battle of the Frontiers”. Granat berisi gas tersebut merupakan buah karya ahli kimia Perancis. Tujuan dibuatnya granat tersebut adalah untuk mengendalikan huru-hara.

Sampai pada tahun 1920-an pimpinan militer Amerika Serikat, Amos Fries, mengembangkan teknologi agar gas air mata bisa digunakan untuk mengendalikan massa dan kriminal. Ia mendekati pengacara dan pebisnis untuk membuat pasar komersial gas air mata lewat media. Sejak saat itu gas air mata terus berkembang dan terus digunakan sampai saat ini.


Kandungan Dalam Gas Air Mata

Gas air mata tidak benar-benar berupa gas yang terdiri dari satu bahan kimia spesifik. Ada banyak senyawa berbeda di dalamnya yang pada awalnya berbentuk padat. Dalam satu kaleng gas air mata, terkandung:

  • Arang: terbuat dari kayu yang dipanaskan sampai murni menjadi karbon. Ketika pin kaleng/granat ditarik, sumbu akan menyulut bara. Ketika dikombinasikan dengan kalium nitrat, arang mudah terbakar.
  • Kalium nitrat: Kalium nitrat melepaskan sejumlah besar oksigen saat sumbu dilepas, yang akan semakin menyulut nyala api dari arang.
  • Silikon: Selagi arang dan potasium nitrat terbakar, unsur silikon diubah menjadi bubuk kaca mikro super panas (bersuhu 1371º Celsius) yang kemudian bercampur dengan senyawa lain dalam kaleng tersebut.
  • Sukrosa adalah gula, yang jadi bahan bakar api. Gula akan meleleh pada suhu 185º Celsius yang kemudian membantu menguapkan senyawa kimia lain di dalamnya. Oksidator akan membantu menjaga pembakaran terus terjadi.
  • Potasium klorat adalah oksidator. Saat dipanaskan, potasium klorat melepaskan oksigen murni dalam jumlah yang sangat dashyat. Potasium klorat juga terurai menjadi kalium klorida yang memproduksi asap dari granat.
  • Magnesium karbonat, umum ditemukan dalam obat pencahar, alat pemadam kebakaran, dan kapur kolam renang, berfungsi untuk menjaga kadar pH gas air mata sedikit basa; menetralisir semua senyawa asam disebabkan oleh kotoran kimia atau uap air. Ketika dipanaskan, senyawa ini melepaskan karbon dioksida yang membantu menyebarkan gas air mata dalam jangkauan lebih luas.
  • O-Chlorobenzalmalononitrile adalah agen penghasil air mata. Senyawa ini juga menghasilkan sensasi terbakar di hidung, tenggorokan, dan kulit. Setidaknya 4 miligram O-Chlorobenzalmalononitrile per meter kubik cukup ampuh membubarkan kerumunan orang. O-Chlorobenzalmalononitrile dapat berubah mematikan saat dosisnya mencapai 25 mg/m². 

Ketika akan digunakan sebagai senjata penjinak massa, semua senyawa ini bercampur dengan agen pelarut dan berubah menjadi gas yang mengacaukan saraf-saraf sensorik tubuh.


Apa Yang Harus Dilakukan Jika Kita Berpaparan Dengan Gas Air Mata?

Gas air mata dilepaskan dalam bentuk granat atau kaleng aerosol yang terpasang di ujung senapan gas dan ditembakkan dengan peluru kosong sehingga campuran zat ini menyebar di udara. Oleh karena itu, Anda mungkin mendengar suara tembakan kencang ketika pelatuk gas air mata dilepaskan. Jangan panik terhadap suara tembakan.

Tindakan terbaik untuk menghadapinya adalah tetap tenang dan cari udara segar. Segera mendongak ke atas ketika Anda mendengar tembakan, dan hindari berada di jalur yang sama dengan granat. Keluar dari kerumunan dan cari tempat yang aman dengan sirkulasi udara lancar. Lawan arah angin atau pergi ke tempat yang lebih tinggi.

Setelah Anda berhasil lolos ke tempat aman, efek gas akan mereda sendiri kurang lebih dalam 10 menit. Jika Anda memakai lensa kontak, segera lepaskan. Langsung cuci mata dan wajah dengan larutan saline steril atau air bersih sampai gejala iritasi mereda.

Jika Anda tidak mengenakan kacamata pelindung, kacamata renang, atau masker gas, tutupi wajah dengan bagian dalam baju. Dengan begitu, Anda bisa mengulur waktu untuk mendapatkan sedikit udara yang tidak terkontaminasi gas.

Apabila Anda terkena gas air mata, jangan menggosok mata atau wajah dengan tangan. Perlakuan ini justru akan mengaktifkan kristal gas air mata.

Apabila menghirup gas membuat Anda kesulitan bernapas, dapatkan bantuan oksigen tambahan. Dalam beberapa kasus, kesulitan bernapas karena gas air mata juga dapat cepat ditanggulangi dengan menghirup inhaler asma (obat hirup).