Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dimana Letak Kebijaksanaan ?


Bicara mengenai kebijaksanaan, bukan soal seberapa lama kita belajar, bukan soal seberapa tinggi ilmu yang telah ditempa, bukan soal berapa usia kita (dewasa atau tidak), bukan itu !. Tapi, seberapa besar kita mampu menguasai musuh yang ada dalam diri sendiri yang lazim disebut Ego. Ego lahir atas dasar pemikiran kita yang selalu ingin menang sendiri atau anti plural. Sehingganya kebijaksanaan tidak terpapar dari diri kita, Meskipun kita adalah publik figur.

Inti dari kata kebijaksanaan yaitu bijak. Bijak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah "selalu menggunakan akal budinya". Nah pertanyaannya, apakah dalam keseharian kita selalu menggunakan akal budi atau pemikiran yang sehat ? Jika Iya, maka pertahankan bahkan tingkatkan bijak kita. Jika tidak, maka segera evaluasi diri dan segera perbaiki.

Kita bisa saja berfikir bahwa dalam keseharian, kita telah berlaku bijak. Sangat disayangkan jika suatu ketika kita adalah tokoh dalam masyarakat, kita adalah pemimpin masa depan, kemudian sifat dan sikap kita tak mencerminkan seorang tokoh ataupun pemimpin, maka hati-hati. Bumerang yang kita lempar siap sedia menghampiri kita dengan konsekuensi yang begitu fatal.

Dalam lingkup sosial, masalah adalah sebuah habitat. Habitat yang telah mencetak orang-orang arif dalam perjalanan sejarah manusia. Semua manusia pernah melewati masalah, tidak ada yang terkecuali. Banyak yang telah berhasil usai melewatinya. Namun, tidak sedikit juga yang gagal dikarenakan prinsip yang mempertahankan ego.

Kita dikatakan bijak, ketika dalam hidup kita mampu memilih dan memilah apa yang harus kita lakukan dan selesaikan. Analoginya kita adalah driver dalam sebuah bus penumpang. Dalam perjalanan, pastinya keselamatan selalu diutamakan. Banyak jalanan terjal yang harus kita lalui, kerikil jalanan yang bisa saja membuat ban pecah dan sebagainya. Ketika driver lalai, maka akan berujung kecelakaan. Sehingganya dalam perjalanan berikut kita sebagai driver tidak akan diberikan kepercayaan lagi. Dan ini real !! Sejatinya kita adalah seorang pengendali dalam kehidupan realistis. Meskipun tidak pernah lepas dari peran Tuhan YME.

Pergunakan sebaik mungkin akal Budi yang telah Tuhan sediakan untuk menopang kita dalam menciptakan sejarah manusia. Kebijaksanaan akan membawa kita pada suatu keadaan dimana hal tersebut tidak akan pernah dicapai oleh orang-orang yang tidak bijak.

Jika telah komitmen dan memutuskan untuk memulai, maka konsisten dan putuskan bahwa kita akan menyelesaikan dengan kesuksesan.

Jika kita telah mengaku pulau, maka kita harus  siap dengan kerasnya ombak, dan kencangnya angin yang menghempas.

Penulis: Fanli Mandalika