Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Blur Persepsi Agama


Manusia adalah binatang buas. Kejahatan manusia dapat menghancurkan dunia tempat manusia berpijak, apalagi hanya sekedar sesama manusia. Kejahatan tersebut menjelaskan manusia, siapakah manusia itu. Manusia adalah salah satu makhluk antroposentris yang di kutuk atau di hukum untuk berbuat salah (falibilis).

Manusia dapat mempersonifikasi sesuatu yang dialami dan di lakukannya maupun yang juga di yakini misalnya mempersonifikasi TUHAN (Ku, Nya, Mu, Dia, Ia, Engkau, Bapa) yang artinya Tuhan adalah manusia dan tentu Tuhan pun sebagai seorang pria (patriarki).

Dari jalan pikiran ini ingin menjelaskan atau mengajak kita untuk flashback pada dunia kuno, dimana bangsa yahudi (pria) akan berdoa pada waktu pagi : Ya Tuhan, terima kasih Engkau tidak menciptakan kami sebagai seorang budak dan tidak sebagai seorang wanita, atau yang lain misalnya pandangan aristokrat terhadap wanita yakni wanita adalah bayi yang bertubuh besar. Tentu zaman sekarang anda dapat katakan itu tidak manusiawi dan demi kemaslahatan manusia maka jalan pikiran itu di hilangkan perlahan-lahan namun tidak dapat mengelaak bahwa itu adalah ucapan doa pada waktunya.

Tentu terpatri ini muncul spekulasi kontardiktif dimana praktek ajaran agama pada abad ke-IV hingga abad XXI telah melenceng tidak sesuai dengan apa yang di perjuangkan oleh Yesus Kristus yang juga adalah tuan yang di Tuhan kan oleh bangsa Yahudi awal hingga sekarang. Dimana ajaran (tujuan) awal Yesus ialah untuk menyelamatkan wanita dan budak yang di hegemoni oleh monarki pada waktu itu. 

Pada abad XXI esensi yang sangat fundamental itu semakin pupus, agama terbaca sebagai humas negara yang mana umat (masyarakat) di giring (pengalihan) opini agar tidak lagi melihat (sadar) akan situasi faktual yang sedang menimpa mereka. Pengalihan opini dan sekaligus membuntuti atau agak elegan mengancam dengan kata stropik DOSA, artinya umat (masyarakat) terbelenggu dengan belenggu sejarah dengan satu tujuan yakni menduniakan (budaya) Eropa.


Penulis: Asdir Comm