Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tertunduk Sujud


Mentari kembali di peraduan lalu
Lembayung senja diupuk timur merayu
Gelapnya malam menghantar
alam nan sunyi
Semua tak peduli
akan sebuah lara menghimpit nadi

Hening membisu
Menusuk kalbu
Menyayat pilu lara sanubari
Kemana akan ku bawa lara hati
Luasnya samudra tak memberi
tempat aku arungi

Kokohnya gunung menghijau
engan untuk aku daki
Tata surya angkasa
tidak dapat aku singgahi
Diam hanya diam...
Sungguh lelah tersendiri.

Sebuah lentera membakar habis, mengapa?
Biru lautan nan indah memberi sunami, mengapa?
Gunung nan kokoh menghijau dengan perutnya menerjang, mengapa?
Langit membiru gemerlap bintang sebuah badai datang, mengapa ?
Diam dalam diam...
Sungguh kemana cinta yang tulus.

Di atas sejadah terbentang
Duduk tertunduk sujud
Siapa pemilik semua ini
Aku ingin singgah,
mohon beri aku ruang

PENCIPTA SANG PENCIPTA
Pemilik cinta yang tulus
Persinggahan terakhir kubawa lara hati
Ya Allah...ya Robbi
Pemilik hidup dan matiku
Rindu aku dalam cinta kasih-Mu...