Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kehidupan Masyarakat Prasejarah di Indonesia


Zaman prasejarah adalah suatu pembabakan dalam periode sejarah yang berlangsung cukup lama. Ditandai dengan belum ditemukanya salah satu peradapan manusia berupa keterangan tertulis atau zaman manusia belum mengenal tulisan dan di periode ini ditandai dengan cara hidup berburu dan memungut bahan makanan yang tersedia di alam atau disebut zaman paleolithikum atau zaman batu tua. Ciri masyarakat pada zaman ini adalah hidup sebagai masyarakat primitif. Kehidupan masyarakatnya masih memenuhi kebutuhan hidupnya pada kebutuhan kebutuhan yang paling dasar atau pokok.

Menurut Wikipedia. Zaman praaksara/prasejarah adalah suatu zaman atau masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan atau masa sebelum ada tulisan. Zaman prasejarah disebut juga “zaman Nirlekha” (Nir = tidak ada, Lekha = tulisan/aksara).

Adapun kehidupan masyarakat Prasejarah di Indonesia dalam berbagai bidang adalah sebagai berikut:
  1. Kehidupan bidang sosial. Selama ratusan ribu tahun sejak Zaman tua sampai Zaman batu Tengah, masyarakat Prasejarah Indonesia hidup sebagai masyarakat nomaden. Mereka berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk berburu dan mencari makanan.
  2. Bidang kepemimpinan. Dalam kelompok manusia seperti ini, kepandaian mengumpulkan makanan atau membunuh binatang merupakan suatu hal yang memungkinkan dirinya diterima sebagai anggota kelompoknya. Adapun mereka yang lemah hanya berperan sebagai pengikut. Dengan demikian, dalam kelompok manusia nomaden, sudah dikenal adanya kedudukan sosial dalam kelompoknya berdasarkan kemampuan menaklukkan alam.
  3. Bidang teknologi. Secara evolusioner, mereka telah bisa membuat serta menggunakan batu perimbas serta alat-alat lainnya untuk berburu dan meramu makanan.
  4. Kehidupan ekonomi. Untuk menunjang kehidupan menetap manusia Prasejarah menciptakan alat-alat yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menunjang pengolahan makanan sebelum dikonsumsi masyarakat Prasejarah telah memiliki kepandaian membuat gerabah. Dalam masyarakat yang hidup menetap, pada saat bercocok tanam, diperlukan berbagai tugas untuk itu diperlukan organisasi sosial.
  5. Sistem kepercayaan. Di sini, zaman manusia Prasejarah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme melalui daya berpikirnya tentang suatu kejadian atau gejala-gejala alam.
  6. Perubahan sistem pengolahan makanan. Perubahan dari masyarakat nomaden dan foot gathering ke masyarakat bercocok tanam atau tradisi foot producing berjalan secara evolusioner. Evolusi tersebut masih dipengaruhi oleh waktu yang panjang, perubahan dalam kemampuan berpikir, serta berbagai tentang alam yang dihadapi. 
Zaman prasejarah di Indonesia sendiri diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah. Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti prasejarah didapat dari artefak-artefak yang ditemukan di daerah penggalian situs prasejarah.